mpr.go.id.– Enam anggota MPR yaitu Khatibul Umam Wiranu (Fraksi Partai Demokrat MPR), Abdul Kadir Karding (Fraksi PKB), Safrudin Bojo (Fraksi PAN), Deding H Iskak (Fraksi Golkar), Abraham Liyanto (Kelompok DPD), dan Intsiawati Ayus (Kelompok DPD) menjadi pembicara sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) diikuti sekitar 300 guru yang tergabung dalam PGRI Kabupaten Cilacap berlangsung di Gedung Dwijaloka, Cilacap, Sabtu 17 Oktober 2015. Sosialisasi ini dibuka Bupati Cilacap H. Tatto Soewarto Pamudji.
Dalam pembukaan, Bupati Cilacap mengatakan setelah reformasi hampir selalu terjadi perselisihan, bentrokan, perpecahan, di berbagai tempat. “Empat Pilar MPR RI bisa menjadi penangkal karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” katanya.
Menurut Bupati, jika Empat Pilar MPR tidak diteruskan kepada peserta didik maka anak-anak sudah tidak tahu lagi tentang Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Di Cilacap, kita sudah mengimplementasikan Empat Pilar itu, yaitu dengan program Bangga Bangun Desa. Ini merupakan upaya memenuhi janji-janji kemerdekaa,” katanya.
Tatto juga menyinggung lunturnya kepercayaan (trust) kepada pemimpin. “Sekarang terjadi degradasi. Kepercayaan atau trust kita kepada pemimpin sudah luntur. Kita sudah tidak percaya pada pemimpin,” katanya.
Sementara itu, Khatibul Umam Wiranu mewakili tim sosialisasi ini mengatakan di era liberal sekarang ini, perlu adanya penanaman ideologi. “Bangsa kita adalah bangsa yang memegang teguh ideologi Pancasila, juga nilai-nilai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Mengapa salah satu target sosialisasi ini para guru? “Karena para guru-lah yang secara tulus dan mampu mensosialisasikan Empat Pilar ini,” jawab politisi Partai Demokrat itu.
Guru, lanjut anggota Komisi VIII DPR RI, masih menjadi panutan. “Di kalangan pesantren, guru paling dihormati,” ucapnya.